Ada Apa dengan Dunia Seba’da Bulan Mulia??


Sebuah analisis singkat tentang kondisi dunia paska bulan suci Ramadhan. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi membuat kita bersiap sedia mengatasi hal yang ada. Ingat pertempuran ini memang jauh dan bisa jadi bukan kita pelaku utamanya, namun ia bisa kapan saja mengetuk pintu dan jendela rumah kita.

Timur Tengah

Sudah sejak awal Timur Tengah dikondisikan sebagai gudang peluru yang bisa meledak kapan saja. Barat takut deklarasi jihad yang dikumandangkan Khalifah selama PD I kembali bangkit di kawasan ini. Maka Timur Tengah harus dicengkeram sekuat mungkin oleh sebuah kekuatan besar. Inggris awalnya memegang kekuatan utama di kawasan ini setelah mampu meletakkan Israel sebagai anjing herdernya dan sedikit demi sedikit menghilangkan pengaruh Prancis di Syam. Paska Perang Dunia II, Amerika Serikat secara perlahan-lahan menggeser Inggris, mengambil alih Israel, dan menggeser para penguasa pro Inggris. Hari ini, seba’da mampu menyabot gerakan musim semi Arab dan mulai menguasai kondisi di Syria, Amerika ingin kembali menegaskan posisinya di kawasan Timur Tengah. Peristiwa pengisolasian Qatar oleh negara-negara tetangganya sebenarnya adalah atas arahan Amerika. Amerika ingin menjewer telinga si anak nakal Qatar yang telah berani menantangnya setelah berhasil mendapat sokongan dari Inggris. Penggunaan peran Arab Saudi dan kawan-kawan yang menghukum Qatar adalah perang proxy dimana Amerika ingin tidak ada satupun kekuatan Barat (dalam hal ini Inggris) menjadi bayang-bayang kekuasaannya di Timur Tengah.

Asia Timur

Tentu hal paling panas di Asia Timur adalah suhu perpolitikan di Semenanjung Korea. Namun Korea Utara adalah hantu yang sengaja diciptakan untuk memanaskan kawasan ini. Ia adalah kekuatan (kalau bisa disebut kekuatan) Komunis terakhir di dunia. Namun sebagaimana drama Korea, krisis di kawasan ini pasti berkahir dengan happy ending.

Kawasan yang menjadi perhatian utama sebenarnya adalah Indonesia, negeri muslim terbesar di dunia. Asia Timur berbeda dengan Timur Tengah, namun apabila salah dalam pengelolaan, Barat bisa mengalami kerugian yang besar. Di kawasan ini Amerika secara nyata memegang kekuasaan utama, disokong oleh para agennya seperti Korea Selatan, Singapura, dan Australia. Namun ia tidak mencengkeram kawasan ini secara ketat sebagaimana Timur Tengah. Amerika berbagi penjagaan dengan kekuatan regional seperti Jepang dan China, juga masih berdiam diri melihat Inggris mengontrol Malaysia (upaya mendongkel Inggris sejak dulu masih menemui kebuntuan, pada akhirnya Amerika hanya berhasil melokalisir Inggris hanya sekedar di Malaysia).

Hari ini menghadapi berbagai permasalahan di dunia, Amerika sejenak melonggarkan kukunya di kawasan ini khususnya Indonesia. Amerika membiarkan China masuk sangat dalam di Indonesia. Membiarkan munculnya huru-hara politik di negeri ini. Namun kedatangan Raja Salman dan kunjungan diam-diam Wakil Presiden Amerika Serikat seakan ingin menegaskan bahwa ke depan Amerika akan kembali mengambil alih Indonesia. Amerika menggunakan politik mengubur penggali harta karun, sengaja membiarkan China mengatur dan mengontrol segala hal di Indonesia dan pada akhirnya akan digebuk dan dikubur hidup-hidup bersama seluruh agen, kroni, dan sekondannya, politik yang berulang untuk ketiga kalinya setelah sukses pada tahun 1965 dan 1998.

Eropa

Amerika ingin menegaskan posisi dirinya bahwa ia adalah pemimpin persekutuan penjajah Barat. Amerika berhasil mengusir seluruh kekuatan Eropa di Timur Tengah dan tidak membiarkannya masuk di kawasan manapun di dunia. Eropa dilokalisir di kawasannya sendiri. Kini Amerika mulai mengancam Jerman dan Prancis serta membiarkan Inggris kelimpungan setelah keluar dari Uni Eropa. Amerika juga menggandeng Rusia untuk menandingi Uni Eropa. Ke depannya Amerika ingin menjadikan dirinya kembali sebagai polisi dunia setelah beberapa saat rehat karena permasalahan yang membelit dirinya.

Simpulan

Hakikatnya Amerika Serikat di bawah Donald Trump akan dibawa ke era dimana Amerika adalah pimpinan dunia. Donald Trump mungkin ingin kembali melanjutkan ide Pax Americana yang sempat muncul di era kekuasaan Bush jr. Amerika ingin segera bangkit kembali untuk melawan ide yang lebih besar yang ditakuti muncul di masa depan, yaitu kebangkitan Islam. Maka Amerika ingin kembali mengatur barisan sekutunya, agen-agennya, serta para sekondannya agar seia sekata dengan dirinya.

Namun paska kegagalan politik War On Terrorism serta krisis ekonomi yang selalu menghantui, Amerika mungkin sedikit bangkit dengan susah payah. Di satu sisi Barat menghadapi kondisi dimana kaum muslimin berkembang secara pesat di negaranya dan menempati berbagai posisi strategis. Wacana Islamophobia yang selalu menjadi retorika para penguasa Barat pada akhirnya bertabrakan dengan kondisi dalam negeri mereka sendiri, dimana menciptakan diskriminasi yang ditentang oleh banyak pihak. Islamophobia juga membangkitkan perasaan kaum muslimin di Barat akan penegasan status mereka sebagai seorang muslim. Di sisi lain muncul bukan hanya sekadar kebangkitan perasaan namun juga kebangkitan pemikiran di negeri-negeri muslim secara umum. Wacana penerapan Islam secara menyeluruh dalam bingkai Daulah Khilafah Islam mencuat bangkit. Kebangkitan pemikiran memunculkan kesadaran politik sehingga upaya Barat menghadirkan hantu ISIS menemui kegagalan. Gerakan kebangkitan Islam terus maju dan tidak mungkin lagi dibendung oleh penjajah Barat pimpinan Amerika Serikat. Mereka hanya mampu memperlambatnya. Ke depan kita belum tahu kapan dan dimana tonggak kebangkitan itu terjadi, apakah di Syria, di pusat Timur Tengah atau Indonesia, negeri nun jauh di timur? Yang pasti mereka yang hari ini telah bergabung dengan gerakan kebangkitan Islam harus terus memantaskan diri baik nafsiyyah maupun aqliyyah-nya. Adapun untuk anda yang belum bergabung, anda bisa memilih menjadi sekadar penonton atau aktor yang ambil bagian dari perubahan ini. Seba’da bulan suci ini kita akan disuguhi benturan peradaban yang telah diramalkan para ahli politik Barat antara peradaban Barat di satu sisi dengan peradaban Islam di sisi yang lain, sudah siapkah kita??


Tinggalkan komentar